(>'o'<) Gue (>'o')> Elo #1

  "Parah! seisi kelas udah pada' tau semua, eh!" Seru si Ratu Eksis menggebu-gebu. Dayang-dayang nya mengikutinya dari belakang.
"Eh lu semua bantuin gue dong!" Seru si Ratu Eksis lagi. "Yaelah lu masalah secuil partikel debu aja kagak bisa nyelesain ndiri?'"Timpal salah satu dayang-dayang Ratu Eksis, Vika. Ratu Eksis yang kalau kita sebuh-sebut pake sebutan kayaknya dia makin besar kepala. Mendingan pakek nama 'kampung' nya dia aja ya. "Nori". Mungkin agak sedikit kasar dan meledek artis legendaris Indonesia yang sekarang jadi nyak nya Udin Sedunia di film Calon Bini (eh kok promosi? mana bayaran nya?). Ya, karena si Ratu Eksis bawel nya gak terbendung. Menurut gue harus nya dia dijulukin si Ratu Bawel, bukan si Ratu Eksis. Eh.. iya-iya, mari kita kenalan sejenak.
  Eheem.. Nama gue Putriana Raksa Veritza. Lo cukup panggil gue Tria, atau Veza. Memang aneh, karena kalau tidak cermat lo pada bingung tuh nama panggilan diambil dari nama yang mana. Tria diambil dari PuTRIAna, dan Veza diambil dari VEritZA. Udah jelaskan? Jadi lo kagak perlu bawel kayak si Ratu Eksis alias Nori. Sebenarnya sih, nama aslinya si Nori itu bagus. Makanya diatas tadi gue bilang kalau Nori itu nama kampungan nya si Ratu Eksis. Kepanjangan nya si Ratu Eksis adalah Syahrika Fahara dan biasa dipanggil Faya. Gue juga enggak tau kenapa beliau bisa dipanggil Faya. Menurut felling so good gue, Faya berasal dari sYAhrika FAhara. Tapi yang huruf besa di balik jadi FAYA.Tanpa basa-basi lagi gue bakal mengungkap semua tentang Faya buat kamu-kamu yang penasaran. Let's Read!

   Syahrika Fahara alias Faya alias Nori alias Ratu Eksis (eh gila banyak banget alias nya kayak buronan gitu). Dari pada lidah kamu-kamu kegigit karena sangking banyak nya 'alias', kita sepakat pake nama semua nya ya! tapi bagian intro mari kita pake nama Nori, setuju? Oke.
  Nori ini cewek yang paling bawel yang pernah gue liat. Sumpah, kalau gue bisa lebay, gue bakalan bilang telinga gue sudah gonta-ganti gara-gara rusak dengan suara Nori. Tapi kalimat itu bukan hanya lebay, tapi menyiksa diri. Sungguh, gue masih punya perasaan ya. Karena gue yakin suatu hari si Nori pasti bakalan berubah, amien-amien deh. Kayaknya ya kalau cerita tentang si Nori kayaknya belum lengkap gitu kalau gue belum kasih tau keseharian, tingkah laku, pakaian, dan lain-lain tentang Nori yang seru buat di bicarakan di meja persegi panjang (bukan bulat, karena kantin sekolah enggak ada meja bulat). Dimulai dari awal gue MOS di sekolah yang gue tempatin sekarang. Gue enggak bakal mikir apes kalau gue sekelompok sama 'Faya' saat itu. Karena kamu kan tau sendiri, orang ini baru MOS. Awalnya gue yakin nih orang bakalan menjadi calon sahabat gue di masa-masa Sekolah Menengah Akhir. Tapi baru tiga jam MOS berjalan, beliau sudah cari gara-gara sama kakak OSIS dan sama teman sekelompok. Gue yang duduk di belakang nya kena imbas nya gara-gara si 'Faya' (karena saat itu belum ada julukan) salah nulis nama Gue dan dia mecahin microfon nya Kak Abas. Kak Abas marah dua kali lipat, dan gue disalahin Faya dengan alasan gue kurang jelas nyebutin nama gue. Padahal gue sudah berulang kali ingetin dia kalau nama gue 'Putriana Raksa Veritza'. Dan dia malah nulis 'Putiana Raksasa Verza' gelo banget kan? Gue maklumin dia kalau gue duduk di barisan paling belakang. Tapi ini beda, gue duduk tepat di belakang nya. Astaga. Masalah microfon itu saat dia disuruh maju kedepan sama Kak Abas, dan dia maju kedepan dengan gaya sombong, mungkin dalam otak nya ia sedang membayangkan berjalan di karpet merah, dan peserta MOS yang lain itu paparazi. Dengan kasar ia mengambil microfon dari tangan Kak Abas. Saat ia menikmati decak kagum kami karena ia memainkan microfon dengan jari-jarinya, suara benda jatuh pun terdengar. Decak kagum kami berubah menjadi tawa dan senyum kecut serta meledek. Kak Abas yang sedang menulis sesuatu refleks kaget dan langsung memaki-maki 'Faya'. Dan ini dia yang membuat ku percaya bahwa MOS itu ada tindasan dari kakak kelas. Dan beruntung yang di tindas itu Faya. Tapi itu pemikiran gue sekarang. Kalau yang lampau si gue ngerasa iba gitu sama 'Faya', yahh.. walaupun dia sudah maki-maki gue. Kita lanjut ke dua tahun belakangan tentang si Nori.

   Gue baru 2 tahun di sekolah ini, dan gue baru juga tau kalau Nori adik nya Mba' Yona. Mba Yona salah satu siswi kelas 12 yang paling eksis, paling pintar, paling cantik, paling sombong pula. Dari ujung sekolah sampai ujung sekolah pasti pada tau yang nama nya Yona. Jangan kan nama panggilan, nama lengkap mereka pasti bakalan tau. 'Ardella Yoona Sahara' itu nama lengkap kakak dari Nori alias Faya. Gue bener-bener enggak nyangka kalau Mba' Yona itu rupanya enggak mirip sama sekali sama Nori. Kalau di bandingin, Mba' Yona itu ibarat Selena Gomez, dan Nori itu ibarat Sunny Girls Generation. Mereka berdua memang beda, tapi sama-sama cantik. WOW! Gaya pakaian Nori itu enggak bisa di tebak. Dia selalu mengikuti trend yang sedang in sekarang. Betul-betul terobsesi dengan keanggunan. Rambut Nori itu panjang, lurus, dan bewarna hitam. Model nya seperti Suzy Miss A. Tapi ada satu yang menarik perhatian dari Nori. Yaitu dia selalu menggunakan blass on di pipi nya, dan menggunakan pelentik bulu mata tiap kali kesekolah. Dia juga selalu menggunakan gelang gemerincing dan gelang tali di kedua pergelangan tangan. Dia juga selalu berganti-ganti warna sepatu setiap hari. Tas pun juga sama. Sejujurnya gue iri banget sama nih orang, tapi gue tau kok iri itu gak baik, dan gue sudah yakin sama diri gue kalau gue itu lebih perfecto ketimbang si Nori.

    Oh ya, ini fakta yang membuat gue terpingkal-pingkal dan mengecap Nori sebagai wanita paling aneh didunia versi gue. Gimana enggak, hampir seluruh kaum adam sekolah nembak Nori! dan dia tolak! gila! kalau gue jadi dia, gue bakalan terima cowok yang gue taksir. Apalagi salah satu penembak Nori ada cowok yang gue taksir, Tengku Jhon Adam. Dia satu kampung sama gue, alias lhoksumawe. Tapi kampung beliau yang satu lagi adalah California. Sedangkan gue kampung yang satu lagi Dayak. Itu yang membuat gue suka kecil hati dihadapan beliau. Dan yang membuat gue iri dengan Nori salah satunya adalah dia itu blasteran Medan-California. Menurut omongan temen-temen gue, Adam (nama panggilan Tengku Jhon Adam) dan Nori tinggal disatu daerah di California. Gak tau pasti sih, gue nama daerah nya >,<. Oke guys mendingan kalian baca true story yang sekarang lagi in sama si Nori. Ngelanjutin pertikaian di paragraf atas yang menurut felling so good gue kalian semua sudah pada penasaran tingkat kabupaten Sumedang.

   "Yaelah lu bawel banget sih jadi orang, Vik!" Seru Nori keras-keras. Sampai-sampai seluruh kantin mendadak memperhatikan mereka. Nori melambai, spontan. Semua yang ada di kantin melambai kan tangan pula. Kamu bisa bayangin kan, gimana suasana kantin kayak gitu? Gue males bayangin nya.
"Lu tuh yang bawel! dasar Mpo Nori!" Kata Nela, dayang-dayang yang lain. Karena merasa terpojok, Nori segera melarikan diri dari cengkaraman para musuh. Semua isi kantin tertawa. Termaksud gue yang sedang asyik-asyik nya makan bakso. Sebenar nya gue masih penasaran dengan pertikaian mulut antara Ratu dengan dayang-dayang nya. Tapi gak baik juga kan kalau gue ngadu domba Nela, Vika, dan Nori untuk adu mulut lagi?
"Eh, Za ke kelas yuk! liat si Faya!" Ajak Martha, sahabat gue yang baik hati dan tidak sombong. Gue hanya ngangguk.
Sesampai dikelas...

  "Ahhh!! bisa kali lu ngertiin gue!" teriak Nori persis kayak orang kesurupan. Gue dan Martha yang baru masuk menganga. Melihat semua kekerenan yang ada sekarang ini. Enggak biasanya si Nori berperilaku layaknya orang terpojok. Padahal kalau beliau ada masalah, semua teman-teman yang tertarik sama dia pasti udah dengan senang hati membantunya. Tapi sekarang? Gue masih bingung.
"Ssstt..itu orang kenapa ya?" Bisik Martha pelan. Sambil berjalan ke meja. "Gue enggak tau Tha, mungkin habis kena penunggu pohon beringin belakang!" seru gue pelan. Gue nggak mau Nori marahin gue untuk kesekian kalinya. Martha hanya tersenyum licik. Aku membalas nya dengan jentikan jari.
  "Ah.. gue udah enggak tahan kalau gini caranya! jadi, please kalau lo menghargai gue, lo bisa ngertiin dikit aja gue yang kena masalah." terdengar suara minta tolong khas Nori. Rupanya ia sedang berbicara dengan.. heuumm.. gue nggak bisa ngeliat muka lawan bicara, karena ketutup daun pintu. "Faya, lo bisa kan dengerin gue? please lo jangan emosi dulu!" Eh.. itu suara familiar di telinga ke sembilan gue. Bingo! Adam! Jantung gue salto tujuh kali. Dan gue harap jantung gue segera kembali sekarang karena gue sudah sesak napas (lebay). Gue senyum-senyum sendiri.
"Eh lu kesambet ya? senyum-senyum sendiri." tegur Martha. Eh.. gue salah tingkah cuy. "Ehh.. emm.. ya ya! gue lupa ngerjain PR Bahasa Jepang!" Salting gue terlalu berlebihan. Refleks kaget, gue langsung menggeledah isi tas gue. Astaga! gak ada buku Bahasa Jepang? Seru gue dalam hati. Pasti ini efek dari salto 7 kali jantung gue. Ahh..
"Woy! lu tuh kenapa sih? sadar dong jeng, ini kan hari Selasa, sedang kan pelajaran Jepang hari Kamis!" Tegur Martha lagi. Gue melotot. "What?!" Jantung gue salto lagi 7 kali. Dan kali ini gue berhasil nangkep jantung gue yang sedang mengadakan pelajaran olah raga. Martha cekikikan. Ini dia hal yang paling gue benci, cekikikan nya Martha itu ngeledek banget, sumpah!

Komentar

Postingan Populer