Cerita sangat PENDEK XD

   Kalau boleh komentar, aku akan komentar tentang teman ku. Aku tak bilang mereka ini sahabat. Mereka bukanlah teman-teman yang aku mau. Teman-teman yang bisa menerima ku apa adanya. Teman-teman yang bisa berbangga hati bila melihat teman nya yang lain senang, bukanya iri. Teman-teman yang bisa menjadi guru sekaligus teman curhat yang bisa diajak kompromi. Bisa menjaga rahasia ku, dan teman yang bisa menghibur ku dikala sedih. Tapi semua sifat-sifat teman ku tak ada yang seperti diatas. Mereka hanya egois. Pilih-pilih teman, mereka selalu iri dikala aku mendapatkan sebuah kesenangan, baru beberapa jam saja aku kasih tau sebuah rahasia, rahasia itu sudah bocor kemana-mana. Mereka bukannya menghiburku, malah menginjak-injak ku. Memang susah mempunyai teman yang sifatnya seperti itu. Aku ingin mempunyai teman yang seperti itu. Hanya teman dunia maya yang bisa seperti itu. Tak jarang justru teman layar adalah teman yang paling baik dan berharga ketimbang teman dunia. Itulah kehidupan, kadang fakta nya bisa masuk akal, kadang juga faktanya tak masuk akal.
   Nama ku Alnira Noor. Biasanya aku dipanggil dengan sebutan Nira. Sekarang ini aku duduk di bangku SMP. Di sebuah SMP yang cukup ternama, dan sudah berstandar Internasional. Disini kehidupan ku bukan kehidupan Internasional. Tapi kehidupan ku kehidupan nasional. Tidak asyik, karena teman-teman ku mempunyai pola fikir nasional, bukan Internasional. Seperti yang ku sebutkan diatas tadi, teman-teman ku lebih dari egois. Sampai-sampai aku merasa seperti debu yang sangat-sangat kecil hingga tak terlihat, bahkan microskop saja tak bisa melihatku. Itulah gambaran tentang teman-teman ku yang menganggap ku terpencil. Jujur, aku bukan lah murid yang dielu-elukan sekolah, guru, atau teman. Aku hanya murid biasa, tak banyak prestasi, rangking biasa pula. Otak ku selalu stuck di rangking 7. Yah, walaupun itu masuk 10 besar, bukan berarti aku anak pintar yang bisa dibanggakan. Angka 7 dirapor ku tak ada apa-apanya dibandingkan teman-teman ku yang mayoritas stuck di rangking 1-5. Dan bisa dibilang aku lumayan dangkal dibanding teman-teman ku. Tapi aku tak mengangap diriku dangkal. Aku mengangap aku dalam proses meninggikan dan dalam proses itu aku harus melewati masa dangkal.
   Seperti biasa, pagi itu terlihat biasa-biasa saja dengan kehidupan ku yang biasa-biasa saja. Tak terlalu lebay tak juga terlalu alay. Seperti kegiatan rutin ku sepanjang hari. Setiap pagi bangun pagi, sarapan, mengambil sepatu, mengecek buku, mengikat tali sepatu, memberi salam pada ibu dan ayah, lalu berangkat kesekolah untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari musuh.

Komentar

Postingan Populer