Triza the investigators
Subuh itu, Triza sedang duduk santai di kursi depan rumah. Karena sehabis sahur, Triza tidak tidur lagi, dan kebetulan hari ini hari Sabtu. Jadi Triza bersantai ria sambil membaca buku detektif kesukaan nya. Apalagi kalau bukan detektif Conan. Dia sangat tergila-gila sama Detektif Conan, imipian nya adalah bertemu dengan pembuat komik sekaligus pembuat film Detektif Conan itu. Menurut nya, Conan itu sangat hebat dan cerdas. Awalnya Triza tidak begitu suka dengan komik Detektif Conan. Tapi karena teman-teman sekelasnya setiap hari hampir membicarakan tentang Conan, alhasil Triza jadi menyukai Detektif Conan.
“Hoaammm!” Triza sudah mulai merasa ngantuk karena sudah habis membaca dua buku sekaligus tentang Detektif Conan. Dia pun beranjak dari tempat duduk dan segera menuju ke kamar nya yang banyak poster Detektif Conan. Setelah menaruh dua komik nya itu ditempat semula, Triza segera membaringkan tubuh nya dikasur yang empuk.
“Duarrrrr!!” tiba-tiba ada suara ledakan yang sangaaatt besar sehingga Triza kaget. Triza segera berlari kearah suara ledakan tersebut. Dan sekarang yang di lihat Triza adalah rumah yang hangus dan api yang menjalar. Tiba-tiba ada yang memukul bahu Triza keras-keras. Spontan, Triza langsung menghadap kebelakang dengan tatapan marah. Tapi apa daya rupanya yang memukul Triza keras-keras adalah seorang wanita cantik yang menggunakan gaun bewarna ungu pucat, dan diatas kepala nya ada mahkota yang bersinar-sinar. Mulut Triza menganga. “Woww kau cantik sekali.” Gumam Triza. Wanita itu tersenyum. Lalu dia berjalan, hey! Dia bukan berjalan! Melainkan terbang! Mulut Triza kembali menganga. Dia terbang kearah rumah yang terbakar tersebut. Disana bukan hanya Triza dan Wanita cantik itu, tapi banyak orang-orang yang asing bagi Triza. Triza semakin bingung, tapi juga kagum.
“Triza, apakah kamu tau siapa aku dan orang-orang disini serta tempat ini?” Triza melotot. “Darimana kau tau kalau namaku Triza?!” Tanya Triza sedikit marah dan bingung. Dia tersenyum. Lalu menunjuk baju Triza. Oh.. wanita itu tau nama Triza karena Triza menggunakan baju bertuliskan namanya. Triza tersipu malu. “Oh yeah!” kata Triza sambil tertawa geli menyadari kebodohannya. “Nama mu siapa? Dan kenapa kau bisa terbang?” Tanya Triza. Wanita itu menarik tangan Triza dan mengajak Triza terbang bersamanya. Triza merasa senang dan tak percaya karena dia bisa terbang. “kamu bisa menemukan jawabannya
disini.” Tunjuk wanita itu. Triza tak percaya saat melihat kebun bunga matahari dipenuhi dengan wanita-wanita bergaun dan terbang. “Apa maksud mu?? Dan kau belum menjawab pertanyaan ku, siapa nama mu?” Tanya Triza lebih dari penasaran. “Haha.. perkenalkan, namaku Peri Yoona.” Dia mengulurkan tangan nya. Triza membalasnya. “Lalu, apa maksud mu, Peri? Yoona membawa ku ke tempat aneh ini?” Triza masih tak mengerti kenapa Yoona menyebut diri nya dengan Peri dan tempat aneh ini. “Ini adalah kebun matahari. Orang-orang khusus nya peri di Negri Sunshi hampir setiap hari memanen bunga matahari untuk dijadikan bahan makanan, bahan untuk membuat pakaian dan lain-lain.” Jelas Peri Yoona. Triza berjalan menuju sebuah batang pohon yang aneh. Di batang pohon tersebut ada sebuah kertas kecil yang ada tulisannya. Siapa saja yang bisa memecahkan mystery di gua matahari, akan mendapat kemampuan yang luar biasa. Itu tulisan di kertas yang tertempel di batang pohon aneh itu. “Peri Yoona, apa ini?” Tanya Triza sambil menunjuk kertas yang tertempel itu. Peri Yoona membacanya. “Oh itu, itu mystery yang sudah lama. Sayembara ini diadakan oleh Raja dan Ratu Negri Sunshi. Kamu mau ikutan?” Tanya Peri Yoona serius. Triza berfikir sejenak. “Tentu! Tolong beri tahu aku gua matahari itu dimana? Dan apa mystery nya.” Pinta Triza. “Baiklah, gua matahari dari kebun matahari ini cukup dekat. Kamu hanya harus berjalan 2 meter, dan disitu ada gerbang kamu hanya harus menjawab dua pertanyaan dari penjaga gerbang dan melangkah 2 langkah dari depan gerbang, lalu disana ada dua jalan setapak, kamu harus berfikir logis untuk melewati jalan setapak tersebut, setelah melewati jalan setapak, kamu sampai deh di gua matahari.” Terang peri Yoona. “Yah.. itu namanya jauh Peri Yoona..” keluh Triza. Peri Yoona hanya tersenyum lalu mendorong tubuh Triza. “Aaaahhh!!” Teriak Triza.
Sekarang Triza sudah ada di gua matahari. Rupanya dorongan kuat dari Peri Yoona membuat Triza langsung sampai di gua matahari. Woww hebat!
“Gua matahari ini tidak sebagus yang ku bayangkan.” Keluh Triza sambil berjalan menelusuri gua tersebut. “Awwuucchh!!” Triza merasakan sakit yang luar biasa dibagian kaki nya. Rupanya kaki Triza di gigit binatang kecil bewarna merah yang mempunyai moncong panjanggg sekali. Triza langsung membuang binatang itu. Kaki Triza berdarah. Dan sekarang tak ada siapa-siapa di gua matahari selain Triza. Triza mulai meneteskan air mata. Tak lama berselang, ada sebuah cahaya merah muda yang menyinari wajah Triza. Cahaya itu berasal dari celah-celah batuan di dinding gua matahari. “Cahaya apa itu?” tanya Triza dalam hati. Dia menghapus air matanya dan segera menyelidiki Cahaya mysterius itu. Kreekkk.. Triza membuka celah batu tersebut. Ajaib! Di dalam celah batu itu tedapat banyak batu bewarnana merah muda yang bersinar. Triza mengambil satu batu dari celah batu tersebut. Lalu segera meninggalkan Gua matahari. Tapi masalah baru datang, Triza lupa petunjunjuk yang di berikan Peri Yoona kepadanya. Sambil berputar-putar Triza memikirkan bagaimana caranya keluar dari Gua matahari. Tiba-tiba kepala Triza pusing dan Triza terjatuh.
“Auhh..!!” Rupanya Triza terjatuh dari kasur. “Uhh hanya mimpi! Coba saja bukan mimpi, aku sudah seperti Detektif Conan!” keluh Triza. Lalu dia naik lagi keatas kasur.
Komentar
Posting Komentar